Minggu, 04 Oktober 2015

Jadi Anak Himpuan gitu ceritanyaaah

Ehem, sebenarnya ini udah terhitung tahun kedua gue kuliah di UNDIPz. Jadi anak kuliahan yang jarang pulang. Sampe ibu pas telepon pernah bilang "udah lupa jalan pulang ya mba". Duh sedihnya waktu itu.
Sebenernya banyak banget alesan kenapa aku jadi jarang pulang gini. Selain tugas bejibun yang emang udah bukan hal baru lagi di kalangan para mahasiswa, juga karena sebagai anak pertama ibu yang imut-imut ini, aku nggak mau hidup gabut di tanah rantauan tanpa ikut organisasi.. Bleh, rada mikir sih itu tadi nyambungnya apa, wkwkw. Well, dan inilah daku. Aktivis kampus (WKWKWK, setaraf jurusan sih) yang kelakuannya ngendep di ruang himpunan. Sekedar emang lagi rapat, jaga piket, atau mengagumi makhluk-makhluk math Undip 14 yang baru keliatan gantengnya di semester tiga ini. WKWKWKW. Nggak taulah ini kalo salah satu dari mereka ada yang baca. WKWKWKW. Tapi beneran deh. Hahaha.
But, sebelum masuk himpunan, gue udah masuk salah satu UKM bergengsi di Undip. Yup, gue ikut Racana Diponegoro. Masuknya daku ketika itu ke Racana Diponegoro didasari oleh perasaan gelisah seorang maba yang jenuh sama suasana ospek jurusan dan mencari keluarga baru yang lain yang ketika itu berlandaskan pengalaman organisasi pas SMA (eh, MAN ding) yaitu pramuka. Udah dibuktikan oleh banyak orang kalo kekeluargaan di pramuka beda banget ama patok tenda yang pas tenda terbongkar trus sayonara. Wkwkwkw. So, dapat disimpulin kalo aku ikut dua organisasi besar: HIMPUNAN MAHASISWA MATEMATIKA sama RACANA DIPONEGORO.
Di HMMATH sih daku masuk di Bidang Satuuu, tapi kalo di Radip, masih jadi anggota, hehe. Nunggu Musyde ntar desember bro buat tahu jai dewan atau enggaaak.

Daaaaaan, eng ing engg, ini beberapa foto-foto dakuuh
                                                        foto bareng sebagian anak-anak GEMATI ^^
                                              foto DIKLATSAR NOVEMBER: SPIRIT ON FIRE!
                                 HMMATH periode 2015 (foto yang lebih ketjeh sama lengkap menyusulz)
                                                           Bidang satu empat generasii~

Kamis, 01 Oktober 2015

ASSALAMMU'ALAIKUM UKHTI (AKHI JUGA DEH)

Long time no see right? Yup. Entah kenapa semenjak kuliah gitu, jadi males nulis di blog. Jadi anak kura-kura soalnya, juga jadi anak kutu-kutu. Wakakaka, apalah apalah ini. Pokokmen sekarang jadi sibuk sama organisasi gitu, sama tugas yang bejibun juga.
Well, let me introduce my College (cie jadi anak kuliahan) ya walaupun nggak dikenalin sih tuh college juga udah terkenal (ebusyet sombongnyeee)


Yeyeye, eng ing eeeng. Hap Hap Hap!

Nah, aku kuliah di UNDIP. Alhamdulillah diterima di Jurusan Matematika. Sebuah nikmat yang luar biasa karena pas itu w nggak dibukain pintu sama sebuah univ impian yang udah aku ketuk pintunya sampe tiga kali. Well, karena gue tahu sopan santun, yaudah setelah ketukan ketiga dan nggak dibukain juga, mending gue pergi deh. Lebih nggak nyangka lagi ketika ternyata aku ketrima di Undip pas di jalur-jalur terakhir pendaftaran. Karena tahu betapa beratnya persaingan mendapatkan universitas, maka harus kukatakan kepada kawan-kawanku, aku harus berhasil di sini karena air mata mereka (yang belum diterima waktu itu) ibarat beban di pundak yang minta pembuktian keberhasilanku entar.

duh duh, jangan mewek yaa

Minggu, 18 Januari 2015

new year, new style, new hope, and every new new new on my life

TARAAA,.. first of all, kita dokumentasikan dulu versi lama blog ini. Eng
ing eeng..


Cie, kalo dibandingin sama yang sekarang sih kaleman yang sekarang gitu, udah agak sok-sok-an dewasa gitu. Haha. Yah semoga aja beneran jadi tambah dewasa. Amiin.
Tunggu postinganku selanjutnya yaaaa^^

Sabtu, 19 Oktober 2013

bertubi

Haruskah aku berlutut lagi padamu?
Apakah semua rasa ini tak semu?
Apakah akan subur sebuah cinta yang hadirnya tak kau mau?
Dapatkah kau menjawab pertanyaanku?
Wahai pujaanku?
Apakah yang kaurasakan sama denganku?
Ataukah kau hanya duduk santai di atas sofa?
Lalu tertawa?
Melihat hatiku yang porak poranda?
Duhai Allah,
Apakah cinta itu sesakit ini?
Apakah perasaan itu serumit ini?

Jumat, 18 Oktober 2013

terus berdiam?

Apakah aku harus terus berdiam?
Menjaga rasa ini sepanjang malam?
Membiarkan hatiku terus merana
Mendekap segala sakit yang kian menganga
Dan sendirian?
Apakah kau setega itu tuan?
Tak pernah kubayangkan rasa ini akan hadir
Membayangkannya saja aku tak habis pikir
Lalu, akankah tumbuh subur sebuah cinta

Yang tak pernah kau kehendaki adanya?

Kamis, 17 Oktober 2013

risau lagi

Aku risau kembali
Setelah berbagai hari kulewati
Setelah sedemikian ujian kuhadapi
Setelah seribu pisau hati kucabuti
Lariku tadi bukan karena tugas yang terus kugigihi
Tapi untuk mengejar langkahmu, wahai pujaan hati

Rabu, 16 Oktober 2013

bergulat

Aku terus bergulat
Dengan sang waktu yang terus menggeliat
Memaksanya untuk bangun
Dan memutar takdirku yang manyun
Kapankah jarum panjang itu mengajakku berlibur?
Dan lupa dengan semua yang buatku susah tidur
Lalu, adakah orang yang genius matematikanya?
Akan ku sewa dia dengan berapapun harga
Untuk apa?
Untuk menghitung, kapankah roda hidupku akan kembali terangkat
Menuju atas, dan aku tak lagi lara

Selasa, 15 Oktober 2013

pertiwiku tetap menangis

Hentikan tangismu Pertiwi
Lihatlah, setidaknya seorang pengecut tak tampak hari ini
Benar Pertiwi, percayalah apa kataku
Lihat saja disetiap tempat lapang di badanmu
Atau surau-suaru nati, rintihmu
Kini mereka menyala dan bergelora
Bukankah itu yang kau inginkan Ibunda?
Lalu lihatlah pisau-pisau bermata tajam itu
Tenanglah, bukan baku hantam yang akan manusia laku
Atau hanya sekedar lukai dahi yang telah kelu
Orang-orang, akan berpesta Pertiwi
Memotongi setiap kambing dan sapi
Dan hey, lihatlah pada kambing sapi yang penuh berisi
Apakah kau bahagia?
Itulah mereka yang hidup atasmu
Atas rumput-rumput yang tetap kau biarkan hidup di ladangmu
Sungguh, maka lihat juga ibu-ibu itu
Kau patut berbangga Ibundaku
Kau adalah ibu dari setiap ibu, dan kini anakmu itu
Sedang berkumpul dan bahu-membahu
Bukan, bukan untuk menggunjing, bertengkar, atau saling adu
Tapi untuk berbagi, membagi daging rata ke setiap warga
Dan kau Pertiwi, harus benar-benar berbangga
Tak ada yang kelaparan hari ini
Tak ada yang hidup susah hari ini
Hanya saja Pertiwi, satu yang selalu kucoba untuk tak dirutuki
Tentang mengapa si Tikus tak ikut disembelih hari ini
Tapi tidak Pertiwi, Tidak! Jangan lagi

Kau jangan menangis lagi

Jumat, 27 September 2013

1. afida maulina zahra (untuk aku ?)

Dan ini, untukku Kawan... 

Ini akuu..

Puisi Untuk Alin

She writes many poems to everybody, but nobody write any poem to her(maybe)
Tepat postingan ke 93! (apa isitmewanya?)
-untuk si unyu Alin-

Kurcaci yang haus akan pengalaman
Yang buas pemikirannya
Yang gesit, lincah, dan cekatan
Yang selalu mabuk akan ilmu
Sepasang matanya selalu berfikir
Tak pernah lelah untuk mengambil ibroh setiap peristiwa.
Seperti spy yang selalu berkelana.
Kayu berarang dan si karet penghapus selalu setia menemani langkah - langkahnya. Dalam senang, susah atau galau.
Jika ada pertanyaan siapa yang paling pintar. Tak ada yang dapat memungkiri. Ialah orangnya.
Disitu ada panggung sandiwara, disitu pulalah ia. Ia yang memainkan sandiwara.
Dikenal banyak orang, disapa banyak orang, dan menyapa banyak orang.
Ia yang akan selalu ku kenang dengan gayanya yang childish.
Si unyu si cabe rawit.
Afida Maulina Zahra


Alin palsu



Alin Asli








(dari nafa:*)