Selasa, 15 Oktober 2013

pertiwiku tetap menangis

Hentikan tangismu Pertiwi
Lihatlah, setidaknya seorang pengecut tak tampak hari ini
Benar Pertiwi, percayalah apa kataku
Lihat saja disetiap tempat lapang di badanmu
Atau surau-suaru nati, rintihmu
Kini mereka menyala dan bergelora
Bukankah itu yang kau inginkan Ibunda?
Lalu lihatlah pisau-pisau bermata tajam itu
Tenanglah, bukan baku hantam yang akan manusia laku
Atau hanya sekedar lukai dahi yang telah kelu
Orang-orang, akan berpesta Pertiwi
Memotongi setiap kambing dan sapi
Dan hey, lihatlah pada kambing sapi yang penuh berisi
Apakah kau bahagia?
Itulah mereka yang hidup atasmu
Atas rumput-rumput yang tetap kau biarkan hidup di ladangmu
Sungguh, maka lihat juga ibu-ibu itu
Kau patut berbangga Ibundaku
Kau adalah ibu dari setiap ibu, dan kini anakmu itu
Sedang berkumpul dan bahu-membahu
Bukan, bukan untuk menggunjing, bertengkar, atau saling adu
Tapi untuk berbagi, membagi daging rata ke setiap warga
Dan kau Pertiwi, harus benar-benar berbangga
Tak ada yang kelaparan hari ini
Tak ada yang hidup susah hari ini
Hanya saja Pertiwi, satu yang selalu kucoba untuk tak dirutuki
Tentang mengapa si Tikus tak ikut disembelih hari ini
Tapi tidak Pertiwi, Tidak! Jangan lagi

Kau jangan menangis lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar