Ini puisi muncul ketika aku merasa tersindir oleh adik kelasku. Sebenarnya
bukan dalam sebuah sindiran. Melainkan sebuah pertanyaan yang langsung saja
masuk dalam hatiku, terkurung di sana dan busuk bersama emosiku. Aku abadikan
peristiwa itu ke dalam sebuah puisi.
Seperti di hantam saja hati ini
Bengkak, memar, luka
Harus lebih giat ini,
Pikirku.
Ketika mereka memang unggulan
Beda denganku yang hanya karbitan
Aku sedih, mengeluh
ah, mengeluh saja terus
Hingga bumi ini guncang
Dan bahkan kau tak sempat pacaran
RUNYAM,
Tak tau sudah berbelok ke mana
Terpenting, kantukku mulai hinggap
-1 November 2012-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar