Sedikit melongok ke belakang, mengingat masa-masa SMP-ku. Ketika pertama kalinya aku jauh dari orang tua. Mengembara di desa orang hanya untuk menimba ber-ember-ember ilmu. Semua itu, sempat membuatku putus asa dan patah semangat. Apalagi saat aku tahu bagaimana sekolah-skolah baru teman-temanku SD. Benar-benar aku takut apabila aku tak bisa seperti mereka. Bukan pakaian mereka, bukan barang-barang elektronik mereka yang aku takutkan apabila kalah saingan. Tapi aku takut apabila ilmu-ilmu mereka melebih apa yang aku punya. Aku takut untuk menjadi orang yang terbelakang. Aku takut menjadi orang terbodoh. Aku benar-benar takut.
Namun, semua itu dapat aku tempuh. Kini aku dapat berdiri di puncak. Walaupun puncak yang aku naiki belum setinggi puncak Mount Everest. Puncak teritnggi dunia yang dari sana semua mimpi-mimpi akan terbang bersamaan dengan kencangnya angin berhembus.
Dan hidup adalah hidup. Di setiap fasenya akan kita temui berbagai macam kesukaran. Dan kita harus yakin untuk bisa melewatinya. Dan sebuah perenungan ini aku luapkan dalam sebuah puisi.
Jika aku permaisuri di sini,
Akankah aku jadi selir di sana??
Jika aku emas di sini,
Akankah aku jadi lumpur di sana??
Dan jika aku harta di sini,
Akankah aku jadi sampah di sana??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar