Aku diam
dalam hentakan yang keras
Merutuki
setiap kekokohan yang meranggas
Menggelindingkanku
dalam diri yang ciut
Dengan
sebuah hati yang terus mengkerut
Dan seperti
tak ada harapan apa-apa
Aku terus
saja ikuti alur yang ada
Sungguh
seperti bodohnya aku
Yang bahkan
hingga lupa siapa namaku
Kini, aku seperti budak
Tak berdaya dengan segala gejolak
Yang terus menggerus hati dan pikiran
Menelantarkn berjuta asa dan kesempatan
Maka, seperti bertekuk aku dengan lututku
Mendiamkan betis yang semakin lama kelu
Berdiskusi dengan si waktu
Kapankah si betis meledak dan terbujur kaku
Dan aku tak mau seperti itu
Hanya menunggumu dan menantimu
Yang bahkan telah tega menghancurkan perasaanku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar