Sabtu, 19 Oktober 2013

bertubi

Haruskah aku berlutut lagi padamu?
Apakah semua rasa ini tak semu?
Apakah akan subur sebuah cinta yang hadirnya tak kau mau?
Dapatkah kau menjawab pertanyaanku?
Wahai pujaanku?
Apakah yang kaurasakan sama denganku?
Ataukah kau hanya duduk santai di atas sofa?
Lalu tertawa?
Melihat hatiku yang porak poranda?
Duhai Allah,
Apakah cinta itu sesakit ini?
Apakah perasaan itu serumit ini?

Jumat, 18 Oktober 2013

terus berdiam?

Apakah aku harus terus berdiam?
Menjaga rasa ini sepanjang malam?
Membiarkan hatiku terus merana
Mendekap segala sakit yang kian menganga
Dan sendirian?
Apakah kau setega itu tuan?
Tak pernah kubayangkan rasa ini akan hadir
Membayangkannya saja aku tak habis pikir
Lalu, akankah tumbuh subur sebuah cinta

Yang tak pernah kau kehendaki adanya?

Kamis, 17 Oktober 2013

risau lagi

Aku risau kembali
Setelah berbagai hari kulewati
Setelah sedemikian ujian kuhadapi
Setelah seribu pisau hati kucabuti
Lariku tadi bukan karena tugas yang terus kugigihi
Tapi untuk mengejar langkahmu, wahai pujaan hati

Rabu, 16 Oktober 2013

bergulat

Aku terus bergulat
Dengan sang waktu yang terus menggeliat
Memaksanya untuk bangun
Dan memutar takdirku yang manyun
Kapankah jarum panjang itu mengajakku berlibur?
Dan lupa dengan semua yang buatku susah tidur
Lalu, adakah orang yang genius matematikanya?
Akan ku sewa dia dengan berapapun harga
Untuk apa?
Untuk menghitung, kapankah roda hidupku akan kembali terangkat
Menuju atas, dan aku tak lagi lara

Selasa, 15 Oktober 2013

pertiwiku tetap menangis

Hentikan tangismu Pertiwi
Lihatlah, setidaknya seorang pengecut tak tampak hari ini
Benar Pertiwi, percayalah apa kataku
Lihat saja disetiap tempat lapang di badanmu
Atau surau-suaru nati, rintihmu
Kini mereka menyala dan bergelora
Bukankah itu yang kau inginkan Ibunda?
Lalu lihatlah pisau-pisau bermata tajam itu
Tenanglah, bukan baku hantam yang akan manusia laku
Atau hanya sekedar lukai dahi yang telah kelu
Orang-orang, akan berpesta Pertiwi
Memotongi setiap kambing dan sapi
Dan hey, lihatlah pada kambing sapi yang penuh berisi
Apakah kau bahagia?
Itulah mereka yang hidup atasmu
Atas rumput-rumput yang tetap kau biarkan hidup di ladangmu
Sungguh, maka lihat juga ibu-ibu itu
Kau patut berbangga Ibundaku
Kau adalah ibu dari setiap ibu, dan kini anakmu itu
Sedang berkumpul dan bahu-membahu
Bukan, bukan untuk menggunjing, bertengkar, atau saling adu
Tapi untuk berbagi, membagi daging rata ke setiap warga
Dan kau Pertiwi, harus benar-benar berbangga
Tak ada yang kelaparan hari ini
Tak ada yang hidup susah hari ini
Hanya saja Pertiwi, satu yang selalu kucoba untuk tak dirutuki
Tentang mengapa si Tikus tak ikut disembelih hari ini
Tapi tidak Pertiwi, Tidak! Jangan lagi

Kau jangan menangis lagi

Jumat, 27 September 2013

1. afida maulina zahra (untuk aku ?)

Dan ini, untukku Kawan... 

Ini akuu..

Puisi Untuk Alin

She writes many poems to everybody, but nobody write any poem to her(maybe)
Tepat postingan ke 93! (apa isitmewanya?)
-untuk si unyu Alin-

Kurcaci yang haus akan pengalaman
Yang buas pemikirannya
Yang gesit, lincah, dan cekatan
Yang selalu mabuk akan ilmu
Sepasang matanya selalu berfikir
Tak pernah lelah untuk mengambil ibroh setiap peristiwa.
Seperti spy yang selalu berkelana.
Kayu berarang dan si karet penghapus selalu setia menemani langkah - langkahnya. Dalam senang, susah atau galau.
Jika ada pertanyaan siapa yang paling pintar. Tak ada yang dapat memungkiri. Ialah orangnya.
Disitu ada panggung sandiwara, disitu pulalah ia. Ia yang memainkan sandiwara.
Dikenal banyak orang, disapa banyak orang, dan menyapa banyak orang.
Ia yang akan selalu ku kenang dengan gayanya yang childish.
Si unyu si cabe rawit.
Afida Maulina Zahra


Alin palsu



Alin Asli








(dari nafa:*)

Jumat, 20 September 2013

2. aghnia rafika rahmawati

Perempuan ini anggun tak terbantahkan
Terlihat dari setiap sikap yang ia tebarkan
Sebuah kesantunan yang selalu terpancar
Dan beribu ilmu yang panjang mengakar
Dalam kepalanya
Dalam setiap laganya
Dan tak ada yang dapat menandinginya
Walau sekelas diadu dengannya
Dengan segala keanggunan yang dimilikinya

3. ali masykur faturrahman

Gelak
Beriak
Sungguh, si Muda, bak air yang tak dapat tenang
Yang panjang menggelombang
Dan selalu mengajak tawa dalam keramaian
Dan setiap detik tak kami lewatkan
Tanpa gurauan yang ia buat
Yang terolah dari bumbu yang padat
Yang maka, dialah sumbu dalam kelas kami
Sumbu kekeluargaan yang selalu kami semai tiap hari

4. an nisa darul muqamah

Polos
Dipenuhi polkadot
Dan cerah
Mekar dalam setiap senyum ringannya
Dan baik dalam sosialisasinya
Yang kerap awal dengan berbagai tugasnya
Dan riang hati membaginya
Dengan kami
Lebih-lebih Pak RT kami,
Maka, dalam setiap langkah yang tercetak
Dialah pelengkap kami yang tak boleh dielak

5. ana ghoyatul qusway

Dalam setiap nada suara yang tercipta darinya
Maka akan selalu terbekas dalam dada pendengarnya
Dalam setiap kata yang terlontar darinya
Maka dalam radius 15 meter pun kau dapat mendengarnya
Sungguh, dan dalam setiap-setiap lainnya yang membanjiri
Dialah ketua PKK kompleks kami
Yang giat, penuh gejolak, dan toa
Dalam tiap percakapan yang tercipta
Sungguh, salah satu permata yang sulit ditemu
Walalu kau keruk ribuan tanah Kalimantan itu

Kamis, 19 September 2013

6. elisa firda amalia

Pendiam yang tak diam
Dan aktif dengan jemarinya yang tak pernah kram
Menekani setiap tuts yang banyak beragam
Menjelajahi si Maya yang tak kusam-kusam
Dan berjumpa dengan Sang Sayang
Maka inilah dia
Yang gemar menoreh beribu garis dalam sketch-booknya
Membentuk bergambar-gambar bentuk
Yang kujamin, melihatnya kau takkan ngantuk
Maka inilah dia
Elesconer unik yang langka

7. ginanjar zakiyah

Indonesia, harapanmu telah terkabul
Seorang yang dapat mengubahmu telah muncul
Itu dia, temanku yang kujamin takkan pernah korupsi
Dan dapat melancarkan suatu misi
Tentang mulai mengurangi makan nasi
Karna berladang-ladang padi mulai terkikis masehi
Benar, benar kataku
Temanku ini mudah bergaul menurutku
Sungguh ia,
Temanku, yang tinta birunya tertoreh pula dalam lembaran kami
Lembaran putih dengan sampul kelabu yang kian menjauh pergi

8. irfan zamzani

Si Muda yang punya puluhan anak ini
Adalah temanku yang pahalanya penuh membanjiri
Ia seperti plastik yang terseret ombak
Yang mulanya tenggelam telak
Lalu muncul dipermukaan paling atas dari wadah
Dan terdampar dalam pantai yang indah
Sayangnya, yang kini semakin keruh
Dikotori wabah-wabah buruk nan rusuh
Tapi, bagaimanapun dirinya
Ia adalah mantan ketua RT kami empunya

9. leili isnaini septiana

Ia yang cinta purple menggila
Dan rapih dalam incinya
Adalah seorang pakar kontroversi hati
Yaitu ia yang selalu kami nanti
Dengan piring dan sepasang garpu sendok di meja
Mengharap si kentang, tahu, telur, dan kawannya
Menghampiri
Lalu menghibur lidah kami.
Sungguh, si September yang bersahabat
Itu, menurutku sebagai pengamat

Rabu, 18 September 2013

10. lutfi rahayu

Satu lagi, si purple yang menggila
Yang mencintai seorang nun jauh di sana
Dengan segenap hatinya
Dengan segilanya ia
Dan sekarang, inilah dia
Yang kian hari, kian pandai menghitung hari
Bukan untuk apa
Tapi untuk bersua, dengannya, dengan kekasih hati
Sungguh, elesconers lain yang aneh jua
Yang benar-benar bagian dari kami semua 

11. mega meila findahati

Bukan gemuk. Bukan gendut, hanya gembul
Ya, yang darinya celoteh-celoteh gila selalu muncul
Dan sempurna membuat kami sekelas terpingkal
Menyeka berbulir peluh yang keluar nakal
Yaitu ia yang kini kerap berkeliling kelas tiap pagi
Menariki berpeser-peser uang kami
Tanpa lelah dan penuh semangat
Maka ia, yang hawanya selalu hangat
Menyikapi kekeluargaan kita
Yang kian hari, kian erat terasa

12. muhammad fajar dian qori

Si Muda yang lantang sekali tawanya
Menggetarkan setiap kuduk pendengarnya
Sungguh, mungkin tenggorokannya terbuat dari baja
Sehingga muat menampung berat suaranya
Dia, si mabuk yang tak mabuk
Dan bungkam dengan berjuta rahasia yang terpupuk
Terpendam,
Dan pasti tentang cinta-cintaan
Ah, itu dia yang pintar bermain gitar
Yang kini, yang nanti, semangatnya kan terus berkobar

Selasa, 17 September 2013

13. muhammad hasan tuqa

Dimas
Si Muda yang ganas
Yang beraninya merebut hati seorang putri
Yang tinggi, cantik, dan pintar tak terperi
Memang dia,
Sungguh, dia, dia yang pandai fisikanya
Namun hanya berselimut dibalik tempurungnya
Hingga gemas Bu Ida dibuatnya
Tapi dia, ini dia yang hebat sekali
Yang hingga kini tetap bertahan dalam balutan penjara suci

14. nafa ana nur maulidha

Si peka yang terlalu peka
Itu cara halus aku menyebutnya
Ini dia yang unik saja cara jalannya
Bukan, tidak buruk, kami bahkan mengenangnya
Dia bagian dari kami yang jiwanya bersahabat
Menyapa setiap relung dari kami dan berteman hangat
Sungguh, maka ini dia yang bertubuh tinggi
Yang sabar dan tak pernah sakit hati
Walau sering kami jodohkan dengan si ***

15. noor indah ardiyani

Penggila kamera
Yang tak pernah habis akan gaya
Yang senang meliukkan tubuh
Dan menari santai tanpa mengeluh
Ini memang dia yang hebat sosialisasinya
Tak pandang suku maupun kasta
Dan akrab dengan siapa saja
Maka, inilah dianya
Yang kerap menjembatani kami
Dalam menyeberang derasnya sungai diluar benteng RMBI

Senin, 16 September 2013

16. queena nur alifah sophiani

Berkali kami mengitarinya
Berpangku tangan dan melongo sekenanya
Menakjubkan
Melihat setiap inci karya yang ia ciptakan
Sungguh, dialah seniman kelasku
Yang hebat dan tak pernah kaku
Untuk memegang kuas
Atau sekedar mengoles keren sebuah kanvas
Memang, dibalik diamnya
Tersimpan keahlian yang luar biasa


17. rizqi nurul afidah

Unik
Dan tak pernah kuhampiri sebelumnya di dunia ini
Yang pendiam, dengan berkilo ilmu kimia ia pendam
Dalam otaknya, dalam dirinya
Maka inilah dia yang kadang bertingkah nyentrik
Ketika presentasi di depan publik
Tapi tak apa, bukan maksud aku mengejeknya
Untuk mengingatnya, mencari yang khas darinya
Lalu aku, kamu, kami, dan kita dapat terus mengenangnya
Selamanya

18. siti hafidzah assalma

Tiba saatnya penaku lelah berdiri
Dan tak kuatku lagi meneruskan butir-butir kata ini
Yaitu ketika mengingat yang satu itu, si santri
Yang gemar bernyanyi, dan tak punya rasa malu seperti
Sungguh, si supel ini memang pendiam awalnya
Tapi lihatlah sekarang, seperti pipit yang lepas dari sangkarnya
Maka dia telah berubah menjadi orang yang penuh kegilaan
Yang membantu menorehkan berjuta kenangan
Yang takkan pernah kau sesali teman,
Sungguh, percayalah padaku, kawan

Minggu, 15 September 2013

19. vina azizah nur 'aini

Ini dianya yang sedang kasmaran
Memilin beribu tali hati dengan lelaki seberang
Yang itu, yang dapat kau temui setelah Juni
Sungguh, ah, memanglah ini dia ini
Yang setia dengan apalah itu obat-obatan
Yang katanya ingin jadi dokter andalan
Atau apa itu, seorang bidan
Tapi, inilah dia
Yang khas sekali cara berjilbabnya

20. zahid sugih panuwun

Ini pasti dia yang kau tunggu kawan
Si Muda yang akhir-akhir ini penuhi inbox-mu bukan
Yang tanpa lelah menekan telepon genggamnya
Lalu sebarkan beribu informasi seputar kita
Jadi, bersabarlah ketika itu bukan sms pacaran, atau cinta-cintaan
Dan ketahuilah, dialah ketua RT kau teman
Yang bak seorang putri tidur dalam cerita
Maka ialah putra yang tertidur lama
Entahlah putri mana yang telah membangunkannya
Tapi lihatlah, ia kini bangkit, dan hey, bukankah bagus kepemimpinannya?

21. zannuba arifah noor

Dewasa dan terus bergulat dengan sekitarnya
Meresensi setiap suplai tindak yang baru untuknya
Hingga inilah dia sekarang
Si dewasa yang kerap bimbang
Padahal beribu ilmu telah ia dapati
Lengkap segala organisasi yang dia ikuti
Sungguh, beruntungnya ia miliki seorang penjaga
Sang mentari yang siapalah itu namanya
Sungguh, beruntunglah ia, karna termasuklah ia dalam anggota kami
Para penerus gelombang generasi

Sabtu, 14 September 2013

yang bahkan

Aku diam dalam hentakan yang keras
Merutuki setiap kekokohan yang meranggas
Menggelindingkanku dalam diri yang ciut
Dengan sebuah hati yang terus mengkerut
Dan seperti tak ada harapan apa-apa
Aku terus saja ikuti alur yang ada
Sungguh seperti bodohnya aku
Yang bahkan hingga lupa siapa namaku
Kini, aku seperti budak
Tak berdaya dengan segala gejolak
Yang terus menggerus hati dan pikiran
Menelantarkn berjuta asa dan kesempatan
Maka, seperti bertekuk aku dengan lututku
Mendiamkan betis yang semakin lama kelu
Berdiskusi dengan si waktu
Kapankah si betis meledak dan terbujur kaku
Dan aku tak mau seperti itu
Hanya menunggumu dan menantimu

Yang bahkan telah tega menghancurkan perasaanku

Jumat, 13 September 2013

ngilu

Hatiku tetap saja ngilu tak berenzim
Terbekas seribu perih seminggu kemarin
Susah rasanya menata hati kembali
Menyusunnya menjadi suatu yang berarti

Yang kokoh dan tak mudah tersakiti

Kamis, 12 September 2013

cintaku

Menetas
Mengeluarkan beribu pikiran awas
Yang menyeruak
Menebarkan berjuta rahasia yang belum terkuak
Aku akan diam
Tetap, dalam berapapun kulalui malam
Membisu
Dan menyimpanmu dalam hatiku
Melahap
Setiap detil dari kau yang terhadap
Sendiri
Tanpa mengajak lainnya tuk berdiskusi
Dan hanya aku

Walau nanti kubusuk dan layu

Rabu, 11 September 2013

merinduimu

Merinduimu
Dalam dekapan angin terbungkus hangat
Dalam kantuk yang amat tak amat
Dalam reramaian yang asing
Teringat kau dalam kening
Entah kau atau kau
Tetapi, dari kening menjalar memarau
Menuju pikiran, hati, dan tiap sendiri diri
Tak terperi
Melumaskan setiap siku yang berkarat
Menggawat
Menjadikannya bergerak lincah hingga tak terkontrol

Dan aku tak mau kau katai tolol

Selasa, 10 September 2013

belajar dari sebuah asing

Tenggelam aku dalam hiruk pikuk yang tak pernah kujumpai
Melihat beribu macam perbedaan yang slalu kupertanyai
Lepas dari siapa yang salah dan siapa yang benar
Aku di sini sebagai pengamat peradaban yang saling berdebar
Untuk bekalku
Menyatukan bermilyar kepala dalam dua telapak lugu
Untuk wawasanku
Yang lebih dari sekedar logaritma dalam lembaran buku
Kukatakan, ini bukanlah tentang kuno dan modern
Atau tentang rendah dan atas
Ini tentang kebiasaan
Ini tentang kesenangan
Ini tentang wadah
Dan tentang hal-hal lain yang tak mudah kau jumpai, teman
Ini memang pertamaku,
Tapi kukatakan sekali lagi
Pengalaman bukanlah hal yang ditunggu
Melainkan juga ilmu yang harus digali
Tak harus merubah pandanganmu
Atau merubah pola pikirmu
Cukup lihat dan saksikan saja
Segala gerik dan cermati apa-apa
Sehingga terbentuk pemikiran baik

Tentang beragamnya islam di negeri yang penuh mozaik

Minggu, 08 September 2013

siksa diri

Sejauh aku melangkah

Sesakit aku terbelah

Sekeras aku menyerah

Rasa ini tak pernah kuhendaki tuk singgah

Bukan aku yang ingin

Bukan kau yang kuingin

Aku hanya bisa terpaku sendiri menderu

Membelakangimu yang jauh di depanku

Mengharap seujung pun kau tak pernah tahu

Tentang rasa yang tiba-tiba muncul di hatiku

Dan aku selalu berharap rasa ini selalu di sini

Di dalam hati dan kupendam sendiri

Walau kutahu sakitnya tak terperi


Memotongku menjadi berkeping-keping siksa diri

Sabtu, 07 September 2013

meski

Hatiku bertanya tentang hatiku
Meneriaki setiap sudut dengan lantang nan kaku
Tetap tak bergeming
Tak ada yang bergeming
Semua diam dan tengadah
Melihat sebuah layar lebar di hati tengah
Pantauan mereka sedang bergerak
Memperlihatkan sekujur badan dan telak
Melemaskan setiap sendiku untuk tak tinggal
Mengelabui, dan aku terpedaya oleh dia tunggal
Meski kuhantam berkali dada ini
Meski kututup berkali mata ini
Kau tetap menempel pada otot-otot hatiku
Keu tetap menempel pada tiap sisi kelopak mataku
Membius, dan melemahkan kesadaranku

Sungguh, walau meski-meski lain yang kulaku

Jumat, 06 September 2013

PIKIRAN


Pikiran-pikiran ini terus saja terkepung
Oleh derasnya laju khayalanku
Yang sudah tak terbatasi

Otakku telah disetir olehnya
Selalu belok ke kiri
Dan terbata dengan rem-nya yang blong

Menelan ludah,
Seperti  biasa,
Ekspresi orang ketika tertegun

dan kesusahan

Kamis, 05 September 2013

AKU GABUS

Aku seperti gabus yang terapun dalam lautan
terombang-ambing tak tentu arah
aku lelah
meneriaki setiap air yang menggodaiku
hendak memecah-mecah setiap keping hidupku
aku lelah
dan sama sekali tak ada pegangan
hanya aku disitu
Sendiri
yang terlalu ringkih untuk mengendalikan air
menahan setiap gejolak yang terus mencabik
aku lelah
aku ingin hidupku kembali normal
keluar dari lubang busuk ini
yang aku tak tahu kapan ku mulai terperangkap
aku lelah dengan semuanya
dengan apa-apa yang terus menusuk hatiku
mencabiknya dan meninggalkan bekas yang dalam
yang bahkan aku tak tahu akan pulih berapa tahun kemudian

Rabu, 04 September 2013

THE SECOND

Penuh, hatiku penuh
kompleks, hatiku kompleks
semua jadi satu berada di dada
menyebarkan begitu banyak nafas cinta
yang bahkan tak satupun lebih jelas dari yang lainnya
sungguh,
ini seperti 6 tahun yang lalu
ketika hati yang bening itu
mulai ternodai oleh benih-benih cinta
yang suci pun menggila
dan aku bahkan lebih dari nikmat merasakannya
walau si ujung tak bahagia
akankah ketakbahagiaan itu terulang lagi?
tidak, sama sekali tidak
harus ada mutualisme di ending kali ini.



25 agustus 2013

Selasa, 03 September 2013

SAKIT SEKALI

Aku tidak tau apa ini yang disebut jatuh cinta
merapalkannya saja aku terbata
entah rasa ini apa sama dengan 6 tahun silam
ketika semua rasa itu mulai kugenggam
Tapi, ini beda.
dulu, mencintai seorang laki-laki
sekelas pula, adalah sebuah kegilaan hati
yang terus saja membuatku terkembang
dan bermuka tebal
Dan ini aneh.
Rasanya sakit
lebih sakit dari sekedar jatuh
di kolam penuh batu
Entah, mungkin memang inilah saatnya
untuk merubah jalan pikirku
yang telah lama tak terdefrag
Tapi aku lelah
bibir ini selalu ingin tersenyum
sedang hati ini sakit tak terperi
Ah, apa ini jatuh cinta?
Jikalau iya, sakit sekali rasanya:( 



26 agustus 2013

Senin, 02 September 2013

AKU DI DEPANMU


Diri ini sudah tak berbentuk disandingmu
menyeka setiap ujung hati yang kaku
bergelayut resah-resah yang kelu
tak jarang seluruh tubuh pun jadi layu

Aku tak lagi aku di depanmu
kini si isapan jempol itu
benar-benar membius urat nadiku
melumpuhkan setiap sekat hidupku

Jatuh aku terjerembap
dalam lubang dalam yang kedap
berteriak-teriak tak keruan
sedangkan lainnya sama sekali tak mendengar


Sungguh,
itu adalah hadiah
yang sekaligus musibah



23 agustus 2013

Minggu, 01 September 2013

JUST AN ISSUE


Setirku terbanting paksa
meninggalkan setiap kenangan yang dulu slalu kujaga
menyisakan bahkan tak sepeser pun ada,
kau kejam ternyata

merubah jalan hidupku dengan sulap rekayasa
yang tak pernah kutahu mekanismenya

Diri ini masih sama seminggu kemarinnya
riang dengan suasana hati yang tertata
tak seperti sekarang, gelisah, lara
dalam lingkup hati yang merana

Yang bahkan tak sedikitpun kau lewatkan
tanpa bayanganmu bermunculan
dalam hati dan pikiran
ah, kau memang kejam ternyata tuan!


                                                Apa ini jatuh cinta?
                                                jgn linn.. it’s just an issue



27 agustus 2013

Sabtu, 31 Agustus 2013

sia-sia!!

Guys, kali ini gue mau nunjukin betapa gilanya seorang perempuan kalo lagi jatuh cinta. Udah macem induk ayam yang njagain anak-anaknya gitu deh. Garang banget. Enggak mau sesenti pun darinya terlewatkan oleh si gebetan apalagi kalo dia udah ngerasa perfect banget gitu penampilannya. Dan untuk buktinya, gue gak bakal cari orang jauh-jauh. Langsung aja nih, aku sendiri yang jadi buktinya. Hahaa, jangan ketawa ya, ini nih ketika aku masih dalam fase pancaroba men... fase ababil! Hahahaa. (enggak juga sih, ini baru kelas tiga SMA kemarin. Lho?? --")

                               SIA-SIA !!

              He didn’t look at me
              Ah, tadi ada dia
              Ada dia
              Ada dia
              Ada diaa
              Tapi kayaknta gak liat aku deh,
              Ah sebel..
              Sebel banget
              Coba kalo dia liat aku
              Biar terpesona
              Ah, sebel jadinya
              Dia gak liat aku
              Dia membelakangi jalan
              Dia gak liat aku
              Dia gak liat aku
              Dia madep sana
              Gak tengok-tengok
              Sibuk sama apa itu aku gak tau
              Pokonya dia ga liat aku
              Padahal aku dah caper

                 SIA-SIA !!

                                                             on the bed,
                                                                                            with my lovely diary

Kamis, 29 Agustus 2013

rasa suka--' (are you sure?)

Apa ini benar-benar rasa suka?

Apa ini benar-benar rasa suka?

Lebih dari itu, seyakinku

Aku tidak yakin rasa itu mudah pudar

Aku suka dan benar suka dirinya

Maaf mungkin dia hanya pelarian

Aku suka apa-apa tentangnya

Pelarian, ya, pelarian yang tak berhasil

Meskipun se-gondes apapun dia, citra itu masih ada

Adakah pelarian yang lain?

Dan sinar itu tetap berada di matanya

Yang mampu membangunkan dari hipnotis ini

Dan racun itu tetap berada di bibirnya

Yang akan menolongku dan menolongku

Sungguh, kau akan selalu membekas di hatiku

Dan aku dapat lepas dari sihir ini

Selasa, 27 Agustus 2013

cantiknya aku (--")

Pagi
aku langkahkan kaki
dengan riang
cantiknya aku pagi ini seolah setruman
penggerak hati dan jiwa
untuk tebar pesona
tapi tidak,
aku salah tebak
sekolah s epi
bel, memang sudah berdentang dari tadi
                Tetapi seorang pangeran turun dari motornya
                kaki ini tergerak mendahuluinya
                menyapanya
                lalu lihatlah aku yang jelita
                tapi tidak,
                lagi-lagi aku salah tebak
                kakimu terlalu cepat untuk kulalui
                seumplik rok ini mengikat erat tak terperi
                lagi-lagi patah semangat ini
Dan aku berpikir
dan aku tak tau
siapa yang akan menikmati cantiknya aku
itu kamu
bukan, bukan pangeran yang turun dari motor itu
itu kamu, itu lain
Seperti ditelanjangi tak berkain
                aku terlonjak
                matamu yang membelak besar itu bagai kapak
                membelahku menjadi bagian-bagian kecil
                lalu lari terpontang-panting berkelit
Matamu polos, transparan
sungguh, tapi bodohnya bahkan
aku tak bisa membaca beribu isi hati di dalamnya.